Selasa, 02 Maret 2010

Kejujuran

Aku hanya ingin kita bicara tentang kejujuran. Dimana kita bisa berpikir realistis dan tak realistis dengan keterbukaan. Ini bukan soal aku mengungkit apa yang pernah kuberikan dan apa yang tak pernah kau berikan. Hanya saja, akan sangat manusiawi bila aku merasakan begitu terluka saat kau tak pernah membalas sedang aku merasa berhak menerimanya.

Kita tak sedang bicara tentang materi. Hingga tak jadi masalah bila kau katakan kau tak pernah menuntut apa2. Kau benar, kau memang tak pernah menuntut apa-apa, apalagi materi. Aku juga tak pernah menuntut apa-apa darimu selain keterbukaan dan kejujuran. Tapi, apa pernah kau memberikannya? Meskipun pernah, semua itu tak lebih dari kejujuran menyakitkan yang mungkin disaat itu lebih baik kau berbohong saja.

Aku tak mungkin memaksa. Tapi, cobalah kau mengerti dan berdiri di posisiku. Puas sudah kuyakinkan dirimu bagaimana aku serius dan bersungguh. Namun, kau hanya tertawa dan berkata kita tak usah bicara masa lalu. Apakah pikirmu ini hanya soal masa lalu? Ya, kau benar pula, bahwa di masa lalupun kita tak pernah punya ikatan apa2. Sedari dulu, kau selalu membuatku menuggu. Kini, kau membuatku menunggu lagi, dan kali ini menunggu yang tak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar